Beritaindonesia.co - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono kaget dengan
pengakuan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla yang ikut berperan dalam pencalonan
Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta. Agung mengaku tidak mengetahui maksud JK
mengusulkan Anies kepada Gerindra dan PKS. Jika usulan JK terkait pencalonan
Anies benar, hal tersebut dinilai sebagai hak politik pribadinya.
"Saya tidak tahu apa dasarnya usul mengusulkan, tentu
sebagai pribadi dia punya hak politik untuk itu," kata Agung di Komplek
Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (4/5).
Agung mengatakan, tak mau terlalu dini mengecap JK membelot
dari keputusan partai mendukung Basuki T Purnama- Djarot Saiful Hidayat. Dia
akan berkomunikasi dengan JK untuk menanyakan alasan mengusulkan mantan
Mendikbud tersebut.
"Bisa positif juga atau bisa negatif, saya belum tahu.
Perlu bicara dari hati ke hati dulu lah. Bagaimanapun dia wakil Presiden beliau
senior kami, kami tidak mau langsung mencap menyatakan dia membelot, saya tidak
mau mengatakan seperti itu," tegasnya.
Kendati demikian, Agung menyatakan, tetap menaruh rasa
hormat kepada JK. Sebab, lanjutnya, JK berperan besar memajukan Golkar saat
masih menjadi Ketua Umum. Dia menyebut JK adalah panutan karena memiliki
intergritas sebagai seorang negarawan.
"Saya percaya integritas beliau, beliau negarawan, dia
pernah memimpin sebagai ketum Golkar selama 5 tahun. Pernah juga dicalonkan
partai Golkar sebagai calon presiden. Jadi dia seorang negarawan mestinya tentu
bisa jadi panutan sehingga dia tahu persis apa yang harus dilakukan," ujar
Agung.
Di luar sikap politiknya itu, Agung tetap percaya JK masih
mencintai Golkar hingga sekarang. Oleh karenanya, dia berharap masalah ini
tidak menimbulkan perpecahan di tubuh partai berlambang pohon beringin.
"Sebagai bekas ketua umum partai saya percaya bahwa
beliau tetap mencintai partai Golkar," ungkap Agung.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) merespons
pernyataan Zulkifli Hasan soal ada campur tangannya dalam pencalonan Anies di
Pilgub DKI. JK membantah memaksakan keputusan agar parpol-parpol mencalonkan
Anies.
Meski demikian, dia mengakui berkomunikasi dengan Ketua Umum
Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait pencalonan Anies.
"Bukan (intervensi). Kalau intervensi saya memaksa
keputusan saya. Yang mengambil keputusan kan ketua partai, saya hanya
berbicara. Apa salah?" kata Wapres JK di Istana Wapres, Jalan Medan
Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis (4/5).
Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini mengakui berbicara
dengan Prabowo saat kunjungan kerja di luar negeri. Sebagai Wakil Presiden, JK
merasa tak ada yang salah dalam pembicaraan tersebut.
"Saya kan ke luar negeri waktu itu. Tentu berbicaralah
apa salahnya, kita bicara dengan pimpinan partai agar semuanya hasilnya baik,
negara aman, maju, dan damai. Coba sekarang? Damai kan?" ucap JK.
Loading...