Beritaindonesia.co - Sepak terjang Ni Putu Eka Wiryastuti sebagai bupati Tabanan,
Bali akhir-akhir ini menjadi sorotan. Bupati perempuan pertama di Bali itu
mengaku sudah banyak menerima penghargaan. Menurutnya, ini bukti hasil kerja
kerasnya memimpin Tabanan.
Terakhir, Pemkab Tabanan diberi penghargaan dari pemerintah
pusat Anugerah Pangripta Nusantara (APN) 2017. Daerah itu dinilai telah
berprestasi dalam perencanaan pembangunan oleh Kementerian Perencanaan
Pembangunan Naional / Bappenas. Tabanan sebagai kabupaten dengan perencanaan
terbaik.
Selama menjabat, sudah banyak infrastruktur yang dibangun,
terutama jalan raya. Seringkali, dalam proses pembangunan ini sang bupati turun
langsung. Bahkan ikut mengaduk-adek semen.
Buat jalan sama-sama, buat jalan aduk-aduk semen bisa satu
jam, selfie-selfienya bisa 3 jam. Tapi mereka semangat bikinnya, enggak terasa
buatnya, tapi disitulah bentuk perhatian kita, turun langsung mau mendengar,
katanya saat ditemui merdeka.com di Jakarta beberapa waktu lalu.
Berikut wawancara lengkap Bupati Eka dengan merdeka.com:
Bagaimana ceritanya Anda bisa mendapatkan penghargaan APN
dari pemerintah?
We can do it, biarpun uang kita sedikit, kita bisa kok
membangun jalan tanpa uang APBD bisa kok uangnya setengah dari rakyat, kita
bangun jalan hotmix sudah hampir 600 kilometer, jalan partisipatif 400
kilometer, sudah berapa itu jalan?. Artinya itu bisa terjadi kalau kita mau.
Selain proses pembangunan, sekarang ini apa saja tantangan
yang dihadapi di Tabanan?
Kesehatan perempuan. Ada kanker serviks kita tertinggi, 8
persen kanker servik kita punya, kita tangani cepat kita buat mobil sehat
operasional dari desa ke desa, di dalam mobil ada dokter kanker serviks, ada
dokter gigi, sama dokter mata. Kita pakai periksa gratis sampai pembagaian kaca
mata gratis buat orangtua - orangtua sampai 1000 lebih di Tabanan. Jadi mobil
sehat ini kayak mobil sinterklas kalau datang langsung bagi-bagi.
Berapa jumlah mobil sehat?
Mobil sehat hanya dua, tapi operasionalnya setiap hari.
Hampir semua kampung jadikan secara geografi kita paling lengkap dan kondisinya
dari kampung ke kampung, desa-desa terpencil. Apalagi, kita punya paling
lengkap ada gunung, danau, laut, persawahan. Kita memang paling lengkap, Tanah
Lot itu juga punya Tabanan, even kita juga punya daerah-daerah yang masih
pedalaman. Walaupun kita punya 27 puskesmas di Tabanan semua melayani kanker
serviks. Bagusnya lagi, 5 tahun kita sosialisasi sekarang ibu-ibu lebih
preventif dia sendiri yang meriksa dirinya secara bertahap dan sekarang turun
tahun kemarin dua persen, mudah mudahan tahun ini nol lah yah, atau 100 persen
lah enggak ada kanker serviks lagi ditahun ini
Untuk perempuan, pemda sepertinya memang memberikan
perhatian khusus, terutama di bidang kesehatan?
Untuk perempuan kita memang enggak boleh nutup matalah,
perempuan adalah the key buat pembangunan, jangan salah banyak pihak
menghilangkan peran peempuan its a partner jangan dijadikan saingan, saya
contohkan kalau laki-laki dan perempuan dorong benda, sama-sama , apa enggak
cepat sampai itu benda ke tujuan, jangan kita (perempuan) gaya-gaya bisa kita
kuat, enggak begitu juga.
Dan perempuan kan sebenarnya pulen, coba di Tabanan waktu
harga cabai lagi tinggi kita enggak pernah tuh namanya panik. Enggak ada
bapak-bapak stres gara-gara cabai lagi harga tinggi, lah wong ibuya rajin
menanam berkebun di rumah, apa susahnya kita tanam-tanam di rumah, berkebun
sendiri.
Bicara soal cabai, di Tabanan mayoritas atau hampir 70
persen adalah petani. Ini menjadi potensi luar biasa?
Pertanian dan periwisata, makanya aku sinergikan antara
BUMdes dan BUNda, kita kaitkan jadi biasanya beras merah saja, kita kembangkan
menjadi teh beras merah punya nila lebih tinggi, dimodalin ABPD Rp 200 juta
tiap tahunnya oleh BUMdes, suruh beli produknya nanti kita jualin BUNda.
Apa saja program yang mampu mengintegrasikan antara
pertanian dan pariwisata?
Jadi kita butuh tanaman yang berkualitas didukung oleh APBD
kita. Nantinya pada hasil BUMdes yang ambil, BUNda yang distribusikan. Nah,
sawahnya jadi desa wisata.
Nah itu, pengunjung bisa tanami sawah terus nginep di rumah
penduduk bayar Rp 100 ribu perhari, itu pengunjung bisa tangis-tangisan kalau
sudah selesai berwisata di sana, karena mereka kan (wisatawan) tidur di rumah
penduduk kan, kemarin ada pengunjung nangis pulang dari sana, soalnya tidur di
rumahnya sudah seminggu.
Kita ada 27 desa wisata, dan tahun ini bakal nambah jadi 41,
mudah-mudahan tahun depan bisa lebih setengahnya lah 60 lah.
Petani di sana bisa manfaatkan rumahnya jadi home stay?
Hebatnya apa, petani di sana, jangan pernah berpikir di sana
petani cuma menanam padi, panen selesai enggak bakalan kaya mas itu petani,
petani harus dikebangkan dalam produksinya sendiri. Di sana aktif petani bikin
kelompok olahan. Kita contoh kita pelihara lele saja, tapi kita buat olahannya
juga, kita buat bakso lele, oh my god, bisa bernilai smpai 200 persen malahan
1000 persen, paling kita abiskan lelenya 1 satu doang dalam olahannya, tapi
lakunya ituloh bisa berlipat-lipat keuntungannya.
UMKM di sana ada berapa?
Banyak ada ratusan, ribuan malah kita bina selalu, kita
adakan pelatihan, kita ajarin, ini kita mau bikin gebyar festival Tanah Lot,
gebyar BumDES, BUMD, kita mau jualan abis-abisan kita mau show off apa yang
kita buat di BUMdes mau kita pamerin semua dari kopi luwak kita sudah ekspor ke
Korea sampai ada desa bisa buat minyak pijat sama spa, dupa dari handycraft
juga ada dari koran bekas.
Kemarin ada dari Samosir mau minta contoh seperti apa
pembangunan fasilitas yang ada. Nanti bisa contoh punya Tabanan, gampanglah
itu, enggak usah besar-besar dulu Rp 1 miliar saja buat jalan beli semen. Nati
bisa lihat video saya, buat jalan sama-sama, buat jalan aduk aduk semen bisa
satu jam, selfie selfienya bisa 3 jam. Tapi mereka semangat bikinnya, enggak
terasa.
Banyak daerah lain studi studi banding ke Tabanan?
Banyak wilayah lain, itu mah, Banyuwangi itu juga baru study
banding soal pariwisata, nah kalau Bogor soal trans serasi dibantu dari
Kementerian Perhubungan tiga bus, nah bantu APBD 2 bus, jadi total ada 5 bus
kita punya, ditambah 100 oplet mati suri. Ituloh supir yang sudah berganti
pekerjaannya sopirnya, karena naik oplet kan gengsi, sekarang kita buat agak
lebih trend kita pasang musik, kita pajang foto-foto, senang itu anak-anak, itu
sekarang bisa angkut 2000-3000 siswa, tahun ini angkutan gratis anak sekolah
sudah sampai 16 ribu siswa. Program angkutan sekolah ini juga jadi penting bisa
menghindari anak-anak dari tawuran, narkobaan, apalagi tindak kriminalitas
lainnya, sekarang pulang, gimana mau gitu sekolah anter dan jemput langsung,
naik diabsen juga adi pulang harus sama jumlahnya.
Terus penting juga pelecehan anak tidak ada. Nol persen
khususnya anak perempuan di desa-desa. Salah satunya inspirasi aku dari
kejadian pelecehan anak itu, sekolah sekarang harus antar pulang ke sekolah
secara gratis.
Ke depannya setelah anak-anak sekolah semuanya punya
transportasi gratis, kita mau wacanakan semua masyarakat Tabanan ke mana-mana
harus memakai fasilitas transportasi yang ada sudah disediakan secara gratis.
Nantinya, kita bakal siapkan setiap 15 menit sekali, sekarang rakyat mah kita
buat secara gratis-gratis sajalah.
Jadi dalam membangun Tabanan tak harus mengandalkan APBD?
Jangan-jangan, kita harus kreatif. Kita harus lebih giat
pada potensi yang ada, rakyat yang harus nikmati benar itu jadi konsep yang
benar. Saya contohkan warga petani Tabanan enak sekali, pupuk dibeliin, bibit
dibeliin, berasnya dibeli langsung, jadi ada lagi program PNS Tabanan, namanya
PRO SERASI, program beras petani, jadi ada 11 ribu PNS dapat tunjangan Rp 300
ribu, bisa buat beli petani beras Tabanan, beras organik, jadi langsung beli ke
petani jadi dapat untung semua, PNS dapat beras, petaninya dibeli, koperasinya
juga untung, sehari kita 240 ton muter di situ saja.
Makanya aku dapat lagi Satya Lencana pada tanggal 6 (Mei)
dari Pak Presiden Joko Widodo. Karena kita punya Perda pro petani, jadi kalau
gagal panen nanti diganti loh APBD, ah pokoknya pro petanilah, satu satuya
perda pro petani ada di Tabanan.
Loading...