Beritaindonesia.co - Aparat keamanan meningkatkan pengamanan di sekitar kantor
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Hal ini dilakukan
terkait adanya aktivitas unjuk rasa berjuluk aksi simpatik 505.
Menurut Kepala Pengamanan Objek Vital Balai Kota, Kompol
Joko Waluyo, pengamanan ketat tak hanya diterapkan di Balai Kota Jakarta. Tapi
juga di Gedung DPRD DKI. Dan dilakukan oleh aparat gabungan dari kepolisian,
TNI dan Satpol PP.
Joko mengatakan, pengamanan di sekitar Jalan Kebon Sirih,
Jakarta Pusat mulai diperketat sejak pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
"Kita siaga 600 aparat keamanan terdiri dari 100 TNI
dan 529 polisi," kata Joko di Balai Kota Jakarta, Jumat, 5 Mei 2017.
Joko menuturkan, selama keamanan diperketat, tak sembarang
orang bisa keluar masuk kantor Gubernur DKI. Semua orang yang datang harus
menjalani pemeriksaan. Terutama barang yang dibawa.
"Untuk sementara, kecuali yang berkepentingan dilarang
masuk. Warga yang masuk harus diperiksa ada keperluan apa. Kecuali bagi
karyawan Balai Kota dan wartawan," ujar Joko.
Lebih lanjut, menurut Joko, bila peserta aksi 505 mendekat
ke Balai Kota Jakarta, pihaknya akan menerapkan pengamanan secara humanis. Hal
itu dilakukan untuk mencegah terjadinya keributan.
"Jadi kita sifatnya kita humanis saja tidak ada
kekerasan. Kecuali kalau nanti skalanya ini dan anarkis ya kita lain lagi
caranya. Karena kita ada tahapan-tahapan cara bertindaknya," kata dia.
Sementara itu, massa aksi 505 membatalkan niat untuk turun
ke jalan. Mereka memilih untuk mengaji di dalam Masjid Istiqlal.
Loading...