Jumat, 05 Mei 2017

Untuk Pertama Kalinya, Korea Utara Keluarkan Peringatan Keras Bagi Cina, Ada Apa?


Beritaindonesia.co - Pyonyang - Korea Utara untuk pertama kali memperingatkan Cina setelah  peringatan pemerintah Beijing untuk terakhir kali kepada Pyongyang agar menghentikan provokasi militernya, beredar luas.

Hal itu terungkap melalui laporan langka media pemerintah Korea Utara pada Kamis, 4 Mei 2017, yang mengatakan bahwa komentar media pemerintah Cina yang meminta sanksi lebih keras atas program nuklir Pyongyang telah merusak hubungan dengan Beijing.

Kantor berita resmi Korea Utara, KCNA kemudian membuat editorial sebagai tanggapan terhadap serangkaian ucapan yang dianggap tidak masuk akal dan ceroboh dari media Cina terhadap ambisi nuklir rezim tersebut.

"Korea Utara tidak akan mempertaruhkan program nuklirnya demi menjaga hubungan Cina. Betapapun berharganya persahabatannya," kata editorial KCNA, seperti yang dilansir Telegraph pada 4 Mei 2017.

"Cina seharusnya tidak lagi mencoba untuk menguji batas kesabaran Korea Utara dan lebih baik merenungkan konsekuensi serius yang akan terjadi dengan tindakan sembrono yang dapat menghancurkan hubungan baik dua negara selama ini."

Komentar tersebut adalah yang pertama diterbitkan oleh media resmi Pyongyang untuk secara terbuka mengkritik Beijing dalam bahasa yang sama yang biasanya digunakan untuk musuh utamanya, Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Komentar tersebut diyakini secara luas sebagai tanggapan terhadap Cina yang mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka akan melarang semua impor batubara dari Korea Utara, memotong sumber utama keuangan untuk rezim tersebut.

Selain tanggapan terhadap sikap Beijing yang telah menunjukkan keprihatinan terhadap program senjata nuklir Pyongyang karena akan mendorong Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan untuk terus membangun kekuatan militer mereka di wilayah tersebut.

Pada Rabu, 3 Mei 2017, warga Cina yang menggunakan media sosial Weibo membagikan peringatan pemerintah Cina ke Korea Utara. Media-media di Cina baru-baru ini juga memberitakan tentang Beijing yang sanggup menarik dukungannya terhadap Pyongyang jika uji coba senjata nuklir keenam tetap dilakukan.

Cina adalah salah satu diplomatik Korea Utara dan mitra dagang utama. Hubungan antara kedua negara diikrarkan di medan perang selama Perang Korea 1950-1953, saat keduanya bersekutu.

MaoTse-tung, ayah pendiri Komunis Cina, mengatakan kedua negara sedekat bibir dan gigi, namun hubungan telah mengalami ketegangan dalam beberapa tahun terakhir.

Xi Jinping, presiden Cina, dan Kim Jong-un, pemimpin muda Korea Utara, belum pernah bertemu sebagai pemimpin.


Meski santer beredar informasi tentang peringatan terakhir Cina kepada Korea Utara, pemerintah Cina tidak memberikan penjelasan atau mengkoreksi kabar yang beredar di media sosial dan media massa.
Loading...
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

 
('
loading...