Beritaindonesia.co - Iip (30), warga Desa Werasari, Kecamatan Malausma, Kabupaten
Majalengka, Jawa Barat, mengirim pesan singkat ke call center Dedi Mulyadi yang
dilihatnya di akun Facebook milik temannya, Senin (24/4/2017) sore.
Dia mengaku telah tiga tahun berjualan batagor di Surabaya
dan tak bisa pulang ke kampung halamannya karena tak memiliki uang untuk mudik.
"Saya nekat saja SMS nomor telepon Pak Dedi di Facebook
yang dilihat di HP teman saya. Saya curhat sudah tiga tahun di daerah orang
lain jualan batagor terus tak punya uang, dan saya minta bantuan ingin pulang
ke Majalengka," kata Iip saat dihubungi melalui telepon.
Iip mengatakan, awalnya dia ke Surabaya ikut tetangganya
yang sama-sama berjualan batagor. Namun, tak berselang setahun, ternyata
tetangganya sudah pulang kembali ke kampung mereka tanpa bilang-bilang.
Iip pun bertahan di Surabaya dan tetap berjualan batagor
milik orang lain. Tiap hari, dia mengaku hanya mendapat bagian keuntungan Rp
50.000.
"Paling besar sehari saya dapat lima puluh ribu, tapi
seringnya saya malah tidak dapat bagian untung karena jualannya kurang
laku," ujar dia.
Keuntungan hasil jerih payah berjualan batagor hanya bisa
menutupi kebutuhan sehari-harinya selama di Surabaya.
Selama ini, dia tinggal di sebuah rumah kontrakan dengan
luas 2x2 meter persegi di dekat Rumah Sakit dr Soetomo, dengan harga sewa Rp
300.000 per bulan.
"Saya di sini setelah sebatangkara, tak ada kenalan dan
saudara, ngontrak rumah sewa dua meter dengan harganya Rp 300.000 per bulan.
Saya bingung ingin pulang ke mamah di Majalengka. Soalnya mamah hanya punya
anak saya saja dan bapak sudah kawin lagi dengan orang lain. Makanya saya nekat
kirim SMS ke Pak Dedi," kata Iip.
Tak disangka Iip, pesan singkat yang dikirimnya langsung
dibalas Dedi. Iip mendapat informasi bahwa Dedi akan membantu dan mengirimkan
uang Rp 2 juta untuknya.
Balasan tersebut disambutnya dengan kegembiraan karena dia
akan segera bertemu ibunya yang tinggal seorang diri di Majalengka.
"Saya langsung senang Pak, tadi sudah dikirim. Tolong
katakan ke Pak Dedi terima kasih dari saya. Saya akhirnya bisa bertemu mamah.
Kasihan mamah sendirian di Majalengka," kata dia.
Dikonfirmasi terpisah, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi
membenarkan hal itu. Setelah mendapatkan pesan singkat dari pemuda asal
Majalengka tersebut, dia langsung mengirimkan uang untuk ongkos dan bantuan
usaha di kampungnya.
Dedi Mulyadi Punya Kisah, dari Susah Makan sampai Jadi
Bupati...
Program itu sering disebut "Saku" yakni satu
keluarga satu jenis usaha. Sehingga daripada merantau ke luar daerah tanpa
belum ada kejelasan, sebaiknya berusaha di kampung halaman dan memanfaatkan
potensi di daerahnya.
"Saya tadi memberikan bantuan Rp 2 juta untuk Iip.
Bantuan itu adalah gagasan melalui program satu keluarga satu jenis usaha atau
disebut Saku," kata Dedi.
Loading...