Beritaindonesia.co - Pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahuddin Uno
unggul dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta menurut hasil
hitung cepat sejumlah lembaga survei. Duet yang diusung Partai Gerindra dan
Partai Keadilan Sejahtera itu mengalahkan kandidat petahana, Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
Perjalanan duet Anies-Sandi menuju kursi DKI 1 cukup
panjang. Di putaran pertama, pasangan ini tak diunggulkan. Bahkan sebelum
pemungutan suara, sejumlah lembaga survei menempatkan kandidat nomor urut 3 itu
di posisi buncit.
Namun kenyataanya, Anies-Sandi lolos ke putaran dua. Di
putaran kedua pasangan Anies-Sandi bahkan unggul atas Ahok-Djarot dengan
selisih lumayan besar. Pengamat politik dari Media Survei Nasional (Median)
Rico Marbun menyebut salah satu faktor kemenangan Anies-Sandi adalah
bergabungnya bekas Ketua DPD PDIP DKI Boy Sadikin.
Menurut Rico, Boy Sadikin menjadi simbol retak dan rapuhnya
soliditas elite pendukung Ahok-Djarot. Sosok Boy Sadikin di balik kemenangan
Anies-Sandi semestinya bisa menjadi renungan bagi elite partai dalam membaca
suara hati konstituennya.
"Boy Sadikin itu menjadi simbol retak dan rapuhnya
soliditas elite politik pendukung Ahok-Djarot. Tapi ada juga yang harus menjadi
renungan bagi elite semua partai untuk jujur membaca suara hati
konstituenya," kata Rico saat berbincang dengan detikcom, Rabu
(19/4/2017).
Seperti apa kiprah Boy Sadikin atas kemenangan Anies-Sandi?
Dalam catatan detikcom, Boy Bernardi Sadikin memilih mundur
dari PDI Perjuangan pada September 2016 lalu. Dia mundur karena berbeda sikap
dengan elite PDIP terkait calon yang diusung di Pilgub DKI. Seperti diketahui
PDIP mendukung duet Ahok-Djarot.
Boy mundur lalu mendukung pasangan Anies-Sandi di Pilgub DKI
Jakarta. Kala itu, banyak pengamat memprediksi bahwa mundurnya Boy Sadikin dari
PDIP akan berpengaruh terhadap kemenangan Cagub-cawagub di Pilgub DKI.
Maklum sebagai mantan Ketua DPD PDIP DKI, basis massa Boy
Sadikin cukup mengakar di Ibu Kota. Menjawab ramalan para pengamat itu, Boy
menegaskan bahwa dia tak akan membujuk kader PDIP mengalihkan dukungan ke
Anies-Sandi.
"Saya tidak pernah bawa-bawa mereka, silakan saja hati
nurani mereka. Saya tidak ada komunikasi (lagi) dengan PDIP," ujar Boy
Sadikin saat dihubungi, Senin (26/9/2016) lalu.
Mundur dari PDIP, Boy kemudian total mendukung Anies-Sandi.
Dia pun didapuk menjadi Ketua Tim Relawan. Sandiaga yakin sosok Boy bisa
menampung suara-suara rakyat kecil, apalagi Boy adalah mantan kader PDIP yang
selalu mengatakan sebagai partai wong cilik.
"Posisinya (Boy) juga sangat-sangat kunci posisinya dan
strategis. Bang Boy diharapkan bisa merangkum menyatukan semua visi yang sama
terhadap hal-hal yang disuarakan wong cilik. Dia bisa jadi penyelamat bagi wong
cilik. Itu yang diharapkan peran yang akan mainkan oleh Bang Boy," kata
Sandiaga kala itu.
Melalui Boy, Anies dan Sandi dipertemukan dengan
simpul-simpul relawan di Jakarta. Boy juga menyediakan tempat di jalan
Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat sebagai tempat berkumpulnya relawan
Anies-Sandi.
Kepada relawan Boy Sadikin, meminta mereka menjaga warga
yang telah dikunjungi Anies-Sandi. Hal ini agar warga yang telah dikunjungi
tidak mengalihkan pilihan.
Stretagi Boy mujarab. Dari hitung cepat sejumlah lembaga
survei, Anies-Sandi menang di lima kota dan kabupaten di DKI Jakarta. Selisih
kemenangan Anies-Sandi atas Ahok-Djarot di atas 10 persen.
Dikonfirmasi detikcom, Rabu (19/4/2017), Boy menampik sebagai
pihak yang menjadi kunci kemenangan Anies-Sandi. Dia menyebut kemenangan ini
adalah kerja tim, dan masyarakat Jakarta.
Loading...