Beritaindonesia.co - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI (Purn)
AM Hendropriyono menyebut demo berjilid-jilid sangat berlebihan. Justru ada
pihak yang semakin berlebihan menyampaikan pendapatnya.
"Kita sudah lihat sendiri orang sudah sebebas-bebasnya
semakin hari semakin menjadi-jadi memaki, menyebarkan fitnah, menyebarkan
berita bohong," tegas Hendro dalam acara Temu Kader Kebangsaan di Hotel
Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Senin (8/5).
"Demonstrasi yang terus-menerus tidak ada hasilnya
untuk bangsa kita. Rakyat tetap saja susah dan lapar serta jadi korban,"
tambahnya.
Dia mengatakan, di era demokrasi ini harus mengambil
inisiatif terhadap ancaman tersebut. "Kita semua hidup di era demokrasi,
maka rakyat harus mengambil insiatif kalau lihat negaranya terancam dan semua
rakyat dalam bahaya karena saya anggap mulai masuk krisis ideologi. Kalau hal
ini dibiarkan maka terus menerus turun ke krisis politik dan akhirnya kita
menuai kehancuran," katanya.
Hendro mengaku akan menggelar pertemuan kader kebangsaan
kembali untuk mengantisipasi hal tersebut. Namun Hendro mengaku belum memiliki
gambaran terkait bentuk dan peserta aksi yang akan dilakukan tersebut. Yang
pasti, ia meyakinkan bahwa aksi itu nantinya untuk menyelamatkan NKRI.
"Setelah lebaran dan mudah-mudahan pertemuan dengan
kader kebangsaan yang ketiga sudah bisa menyusun action plan yaitu rencana aksi
dari masyarakat untuk menyelamatkan negara Pancasila supaya kita bisa tetap
membina kebhinekaan kita, supaya kita bisa tenang beribadah, supaya kita bisa
selamat dari lubang jarum cobaan ini," imbuhnya.
Ia mengatakan, saat ini dirinya berharap agar pemerintah
seharusnya membubarkan ormas yang gencar menggelar aksi demonstrasi,
menyebarkan hoax, dan menyebarkan fitnah yang tujuannya untuk merusak persatuan
NKRI, mengadu domba masyarakat.
"Saya memang mengharapkan, kita semua di sini semua
menyatukan pikiran. Kita memang mungkin harus bergerak dari bawah, dari tingkat
kabupaten, provinsi harus tahu semua organisasi yang anti pancasila tidak layak
hidup di negara yang menganut pancasila," tutupnya.
Loading...