Beritaindonesia.co - Gubernur Kalimantan Barat Cornelis mengakui pernah dicaci
maki pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dalam sebuah
rekaman video yang diunggah di Youtube.
Namun ia meminta warga Dayak untuk bersikap tenang dan tidak
terpancing dan terprovokasi dengan pernyataan ketua FPI yang melecehkanya
tersebut.
“Habib Rizieq pernah nyaci maki saya, ini kalau saya putar
(videonya) berdiri bulu tengkok (kuduk), cuma saya ndak mau peduli ka’ ati
die-lah, biarkan die-lah, ambek kaulah dunie ne yang penting aku bekerja, (yang
penting saya bekerja), dan bukti saya kerja ada dan didukung rakyat, Panglima
Kodam, Polisi, dan Jaksa, tokoh masyarakat,” kata Cornelis, pada silaturahmi
Forkopimda Provinsi Kalimantan Barat di Pontianak, Rabu (23/11).
Baca juga: Begini Wajah Pendukung Anies, Marisa Haque yang
Doyan 'Makan' Hoax Hingga Buni Yani Marah-marah Sebut Kampungan Seorang
Profesor
Dalam pertemuan itu
tampak hadir Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Andika Perkasa, Kapolda Kalbar
Irjen Pol. Musyafak, Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Kebing Lyah, Kajati
Kalbar, Warih Sadono dan Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi
Kimantan Barat, Wadjidi. Menurut Presiden Majelis Adat Dayak Nasional, Indonesia
adalah tempat yang berbahagia. Ia mengaku hampir semua negara di dunia sudah
dikelilingi, bukan untuk jalan-jalan tetapi ceramah.
“Menceramahi orang, habis ceramah pulang, terakhir di
Maroko, itu negara tidak ada pohon. Dunia sekarang panas dan suhu bumi naik,
akan mempengaruhi pangan dan mempengaruhi manusia, manusia bertambah terus,
sudah dijelaskan oleh Panglima TNI Gatot Nurmantyo, bahwa air dan pulau-pulau
akan hilang,” ujarnya.
Ia mempertanyakan Ketua FPI Habib Rizieq yang gemar mengecam
orang-orang Non-Muslim sebagai Kafir.
“Kita ini malar bekalut (Kita sibuk mengurusi) yang tidak
penting. Kafir tak Kafir Kafir tak Kafir kerja, memangnya dia (Habib Rizieq)
udah tau dirinya ndak Kafir. Memangnya dia pernah mati hidup lagi dan
mengatakan wah, agamamu tidak diterima karena kau Kafir. Tapi anehnya pakai
peralatan yang dibuat orang Kafir mau. Sekarang kita secara jujur saja, kita
katakan, pengungsi di Timur Tengah, Pengungsi di Suriah, lari ke tempat orang
yang dianggap Kafir. Orang kafir lagi beri dia makan, orang Kafir lagi yang menyelamatkan
dia dari Laut Mediterania. Masak sih kita kalah dengan orang yang sakit satu
orang itu (Habib Rizieq). Saya terus terang, sudah minta dibubarkan itu
organisasi yang merusak (FPI). Malam itu yang di Gajah Mada, saya tanya Kapolda
apakah perlu saya turun, namun beliau bilang tidak perlu, namun sampai jam 3
(subuh) monitor terus,” ungkap Mantan Bupati Landak itu saat dirinya dan
orang-orang suku Dayak bersiap menumpas FPI jika polisi membutuhkan.
Menurut Cornelis, situasi wilayah Kalbar saat ini aman
tentram.
“Setiap hari Jumat, Sabtu, Minggu, dirinya turun ke
kampung-kampung, keliling, mengingatkan terutama (warga Dayak) yang sumbunya
pendek, yang mudah dihasut orang, naik panas mulai tarik Mandau agar tidak
mudah terprovokasi,” tegasnya.
Cornelis menyatakan di dunia tidak ada negara seperti
Indonesia, yang terdiri dari beribu-ribu pulau, bermacam kebudayaan dan suku
bangsa beraneka ragam.
“Ini harus disyukuri, potensi keanekaragaman untuk membangun
negeri ini lebih cepat. Kalau tidak, orang secara terencana terstruktur dan
massif ingin menghancurkannya. Akibatnya Indonesia tidak akan bisa maju kalau
dalam berbagai kesempatan selalu menuding pihak lain Kafir,” ujarnya. Ia
menjelaskan metode penghancuran baik dengan memecah belah bangsa, termasuk
dengan menggunakan narkoba sangat masif. “Nah, jangan selalu berharap polisi,
tentara, gubernur, bupati, camat, tetapi dari diri sendiri. Biar bagaimana pun
orang bujuk kita agar makan sabu-sabu kalau kita tidak mau, ndak jadi.” Kata
Cornelis.
Ia menghimbau melalui tokoh-tokoh agama, forum komunikasi
umat beragama, forum kewaspadaan dini, tokoh masyarakat tolong sampaikan pesan,
janganlah mau dibawa-bawa melakukan keributan tetapi bekerjalah sesuai tugas
masing-masing. Laksanakan Bhineka Tunggal Ika dalam sebuah negara yang
berlandaskan UUD 1945.
“Saya tidak pernah milih jadi Dayak, Tuhan mentakdirkan diri
saya jadi Dayak, tinggal di Kalbar hidup di Kalbar. Saya juga tidak pernah
mimpi jadi Gubernur. Cita-cita saya dari kecil memang mau jadi angkatan laut,”
kata anak polisi berpangkat Brigadir itu.
Mantan Bupati Landak ini menyatakan akibat mudah
terprovokasi, berapa kali terjadi kerusuhan sosial di Kalbar, sampai kejadian
terakhir yang terjadi pada 1997, namun hal ini tidak ada keuntungannya.
“Apa yang didapat, akibatnya kita makin miskin, bodoh,
ketinggalan, saling curiga mencurigai, makanya kita susah mengejar
ketertinggalan kita. Berapa triliun dana untuk bangun Kalbar ini, kalau tidak
ada keamananan, ketentraman dan ketertiban mana bisa jadi. Semua jalan akses
kita bangun. Bandara juga. Sekarang kondisi sudah baik jangan dirusak hanya
karena ikut-ikutan,” kata Cornelis.
Terkait masalah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Cornelis
meminta supaya jangan membawa masalah ke Kalimantan Barat.
“Memangnya orang DKI ndak mampu mengurusnya. Kita sudah
nyaman di sini, apa kalut. Ka’ati dielah sana ngurus dia. Kita ngurus kita,
yang besawah-besawah, yang ke laut ke laut. Yang pegawai, pegawai, yang jual
bakso, jual buah goreng pisang, buka warkop laksanakan, karena tanpa gerakan
ekonomi tidak bisa apa-apa, bagaimana mau bayar pajak kalau tidak ada pendapatan,”
kata Cornelis.
Sebelumnya Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak, Kapolda
Kaltim Irjen Pol Safaruddin dan Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Johny L Tobing
melarang keras warganya ikut aksi GNPF-MUI.
Awang menyebut, mereka yang tetap memaksa berangkat ke
Jakarta berarti dekat dengan radikalisme. Yang mana radikalisme banyak yang
berujung pada tindakan terorisme.
“Tidak ada demonstran asal Kaltim yang ikut ke Jakarta.
Memang tak ada larangan untuk ikut aksi unjuk rasa di Jakarta 2 Desember nanti.
Tapi, jika ada aspirasi, silakan sampaikan ke Pemda, Kodam daan Polda. Pasti
ditanggapi dengan baik. Karena harus ikuti aturan dan UU berlaku,” tegas Awang
Faroek saat pertemuan pimpinan daerah dengan tokoh agama, tokoh adat dan tokoh
masyarakat di Aula Makodam VI/Mlw, Rabu (23/11).
“Tak hanya itu, Awang secara tegas klaim jika temukan warga
Kaltim ikut aksi bela Islam dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama
Indonesia (GNPF-MUI), maka warga dimaksud patut dicurigai sebagai calon
teroris.
“Kalau ikut aksi ke Jakarta, patut dicurigai. Karena, mereka
calon teroris dan patut diwaspadai, sebab pemikirannya radikal dan anggap
sebagai ekstra parlementer,” cetusnya.
“Dan 1 pesan untuk si dia ( Habib Rizieq ) Jika Mencaci
Orang Non Muslim Kafir Kafir dan Kafir , Coba deh suruh dia ( Habib Rizieq )
jangan memakai barang buatan kafir , itu baru dia benar-benar anti kafir.”
Loading...