Beritaindonesia.co - Satu demi satu anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) turun
gunung dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Pembangunan yang terus berlangsung
di Papua dan langkah persuasif TNI membuat sebagian anggota OPM menghentikan
perlawanan bersenjata.
Jumat (5/5), seorang anggota OPM bernama Yusup Aninam
menyatakan kesediaannya kembali ke NKRI. Dia juga menyerahkan sepucuk senjata
rakitan dan enam butir munisi kaliber 5,56 mm.
Yusuf Animan merupakan anggota OPM dari kelompok Fernando
Worabay yang berbasis di Kampung Sasawa. Sudah 18 tahun Yusup bergabung dengan
OPM.
"Saya terharu melihat apa yang pemerintah dan TNI
lakukan selama ini kepada masyarakat Papua dalam membangun daerah ini lebih
baik lagi. Sudah 18 tahun saya dibutakan dengan bergabung dengan kelompok yang
tidak sepaham dengan NKRI dan hanya mementingkan kelompoknya saja," tutur
Yusup Aninam saat acara di Rumah Dinas Bupati Yapen.
Dandim bersama Wakapolres menjamin keamanan Yusup Aninam
saat kembali ke kampungnya di Kainui Distrik Angkaisera Kabupaten Kepulauan
Yapen. Sementara Bupati Tony Tesar akan memberikan bantuan kepada Yusuf Aninam
untuk modal usaha menjalani kehidupan sebagai nelayan.
Bulan Maret lalu, 154 anggota OPM di Kabupaten Puncak Jaya
menyatakan berhenti mengangkat senjata dan kembali ke pangkuan NKRI.
Mereka merasa tidak mendapatkan apa-apa selama mengikuti
gerakan separatis bersenjata pimpinan Lekagak Telenggen dan Gombanik Telenggen.
Bupati Wilem menggelar simbolisasi penerimaan kembali mereka
ke NKRI dengan penyerahan sehelai bendera merah-putih. Setelah itu, mereka
diperbolehkan kembali ke kampung halamannya masing-masing.
Ada beberapa permintaan dari para eks separatis itu.
Pertama, mereka meminta jaminan keamanan dari TNI dan Polri pascamenyerahkan
diri. Sebab, keputusan mereka itu diyakini membuat bekas pimpinan mereka marah
dan hal itu membahayakan keselamatan mereka dan keluarga
Kedua, mereka juga meminta pemerintah setempat membangun honai
yang laik dan sehat untuk ditinggali. TNI, Polri dan pemerintah setempat
sepakat untuk memenuhi permintaan mereka.
Pemerintah Jokowi dan TNI tengah membangun Jalan Trans Papua
yang akan memangkas sulitnya jalur transportasi. Diharapkan ekonomi Papua akan
berkembang dengan infrastruktur ini.
Ratusan putera asli Papua jadi TNI
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa
Siburian menyebut sejak 2013 hingga 2017 sebanyak 1.500 putra asli Papua
dilantik pada jenjang tamtama, bintara dan perwira TNI AD.
Prajurit sebanyak itu merupakan hasil kerja sama pembinaan
yang dilakukan dengan para pemimpin daerah yang ada di Papua dan Papua Barat,
sehingga putra asli di Bumi Cenderawasih yang ingin mengabdikan diri sebagai
abdi negara bisa diakomodasi dengan baik.
"Kami berharap akan lebih banyak lagi putra asli di
Papua yang akan kami didik dan lantik menjadi prajurit TNI AD," kata
Mayjen Hinsa saat melantik 320 tamtama baru bulan April lalu.
Mantan Dandim Mimika itu menyampaikan bahwa dari 320 tamtama
baru yang dilantik dengan pangkat Prajurit Dua (Prada) pada hari ini, 80 orang
diantaranya adalah putra asli dari pegunungan tengah Papua.
"Di antara mereka ini, sebanyak 80 orang putra asli Papua
yang berasal dari daerah terjauh, terpencil atau pedalaman seperti dari
Oksibil, Sinak, Mulia, Wagete. Mereka ini dites secara terpisah, dibina dan
dilatih dulu sebelum naik pendidikan dengan harapan ada keterwakilan dari
daerah mereka," katanya.
Puluhan tamtama dari daerah terpencil atau terjauh itu, kata
Pangdam, diharapkan nantinya bisa kembali ke daerahnya sebagai Bintara Pembina
Desa (Babinsa) setelah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan selanjutnya yang
nantinya bisa diaplikasikan di tengah masyarakat.
Loading...