Beritaindonesia.co - Sumringah menggantung di wajah seorang bocah. Sederet gigi
putihnya yang seperti bulir jagung, gurat seringai, dan lirikan jenaka
terpampang.
Si bocah sumringah selebar itu saat kaleng bekas susu
ditempelkannya di kuping kiri. Kaleng terhubung dengan benang langsung ke mulut
Tweety, tokoh kartun bentuk burung mungil warna kurning dalam serial Looney
Tunes dan Merrie Melodies, milik Warner Bros.
Bocah dengan kaleng ini merupakan lukisan Cadio Tarompo,
perupa realis asal Balikpapan, Kalimantan Timur. Lukisan Cadio menampilkan
obyek sederhana yakni wajah sang bocah, tangan kiri yang memegang kaleng, dan
Tweetty. Obyek itu dipulas dalam kanvas 1,5x1 meter.
Memainkan telepon kaleng seperti ini memang tren di era
1980-an. Suara yang muncul dalam kaleng selalu membuat takjub.
Kabar Burung, kata Cadio, judul lukisan kali ini. Ia
membuatnya dari Desember 2016 hingga awal Januari 2017. Idenya lahir dari
keresahan atas beredarnya kabar bohong, tanpa fakta, hasutan, dan fitnah,
utamanya di media sosial.
“Apa yang sedang disukai atau dibenci merupakan ide lukisan
saya selama ini. Kali ini, kesal pada pengaruh hoax. Sering kita lihat dan
dengar bahwa katanya ini fakta, tapi setelah dicek ternyata fitnah. Sangat
buruk,” kata Cadio.
Fenomena hoax menginspirasinya untuk membuat sebuah lukisan.
Hanya dalam tiga minggu ‘Kabar Burung’ ini selesai. Semua obyek di kanvas itu seolah
berbicara bahwa hoax ibarat mainan yang sengaja dibikin, menimbulkan
kegembiraan sesaat atau bisa membangkitkan kebencian hingga permusuhan jangka
lama.
Sedangkan ‘Tweety’ seolah mewakili tokoh dunia maya yang
tidak nyata tapi lucu menggemaskan. Sayangnya, sesuatu yang tidak nyata malah
dipercaya.
Mereka yang mudah percaya kabar tanpa fakta disamakan dengan
anak-anak yang belum bisa membedakan itu mainan atau kenyataannya.
“Kabar itu enak kalau digoreng. Menyebar berdasar
kepentingan,” katanya.
Pria kelahiran Bone Juli 1971 ini merupakan satu dari 30-an
perupa aktif di Kaltim. Pelukis otodidak ini lebih dikenal sebagai perupa yang
sering menonjolkan eksotika suku Dayak dan alam Kalimantan. Karya-karya Borneo-nya
membuat pria dengan nama asli Ariyadi ini makin dikenal di tingkat nasional.
Ia makin mematenkan namanya dengan banyak perupa dari daerah
lain lewat sejumlah kompetisi, seperti Jakarta Art Awards di 2008, Indonesia
Art Awards di 2010, hingga UOB Buana Painting of The Year 2011.
Namanya semakin berkibar setelah lukisan berjudul ‘Potensi’
jadi favorit di Mandiri Art Awards 2015. ‘Potensi’ merupakan wajah pria Dayak
yang dilukis seperti foto.
Terbaru pada Maret 2017 lalu, ketika Kabar Burung terpilih
dalam Pameran Seni Rupa Nusantara 2017 dengan tajuk Rest Area – Perupa Membaca
Indonesia di Galeri Nasional Indonesia.
“Ada 1.000 proposal yang masuk ke sana perwakilan dari
seluruh provinsi. Dua dari Kaltim bisa
ikut serta,” kata Cadio.
Loading...