Beritaindonesia.co - Ribuan warga Nahdliyin di Kabupaten Bantul, Yogyakarta,
menggelar Istighotsah Kubro dalam rangka harlah ke-94 NU di lapangan Paseban,
Pemkab Bantul, Senin (24/4/2017).
Dalam acara tersebut ditekankan pentingnya menjaga persatuan
dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berdasarkan pantauan, sejak pukul 07.00 WIB, ribuan orang
dari berbagai penjuru Bantul dan beberapa perwakilan dari berbagai
kabupaten/kota di DIY sudah berkumpul.
Apel akbar itu dimulai dengan pawai ribuan siswa dan santri
NU dari Masjid Agung Bantul menuju Lapangan Paseban.
Lantunan sholawat Nabi mengisi sela-sela acara yang diikuti
peserta dari 17 Majelis Wakil Cabang (MWC) NU seluruh Kabupaten Bantul.
Ketua Tanfidiyah PCNU Bantul, Yasmuri menyampaikan, kegiatan
ini untuk memperkuat jalinan persaudaraan antarumat, untuk mencegah perpecahan.
Menurut dia, NU memiliki tantangan yang lebih besar sebagai
benteng pertahanan kesatuan bangsa. Sebab, upaya mengganti dasar negara
Pancasila semakin hari semakin nampak.
"Kami punya tanggungjawab besar melindungi bangsa ini
dari pergerakan intoleransi dan memecah kesatuan umat," katanya di sela
acara.
Sementara itu, Rois Syuriah PCNU Bantul, KH Abdul Kholiq
Syifa menambahkan, warga NU tetap mendukung pemerintah dalam menegakkan NKRI.
"(Acara ini) fungsinya kita Warga NU untuk tidak
neko-neko dalam arti kata tidak intoleran, mendukung pemerintah dalam
menegakkan NKRI dan Pancasila. Apalagi sekarang banyak gejala intoleransi.
Warga kita, NU, menjunjung tinggi kebinekaan, NKRI dan Pancasila,"
tandasnya.
Dia mengakui akhir-akhir ini banyak aksi intoleransi yang
muncul dari gerakan radikal. Pihaknya menolak pengantian Pancasila dan
mendirikan Khalifah di Indonesia.
"Khalifah (Khilafah) kita menolak, bertentangan dengan
Pancasila. Oleh karena itu, NU organisasai cinta Pancasila, dan tetap
mempertahankan NKRI," serunya.
Bupati Bantul Suharsono mengatakan, pihaknya merangkul
seluruh agama di Bantul untuk mewujudkan kedamaian dan persaudaraan sesama
warga.
"Agama apapun di Bantul ini jangan terpecah belah,
saling menghormati, menghargai antaragama. Agama semua baik, kita ciptakan
kebersamaan kerukunan. Bhinneka Tungga Ika di Bantul tetap harus terjaga,"
kata dia.
Salah seorang warga kecamatan Dlingo, Riza, mengaku prihatin
dengan adanya upaya memecah belah bangsa melalui isu SARA.
"Melalui gerakan ini saya berharap tidak ada perpecahan
di negeri. Jangan sampai negara ini terkotak-kotak karena kepentingan,"
pungkasnya.
Loading...