Beritaindonesia.co - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi geram saat menemukan Sahen
(87), seorang nenek warga Desa Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, yang mengaku
selama ini tidak mendapatkan bantuan pembagian beras "Perelek" alias
beras yang dikumpulkan dari warga berkategori mampu di wilayahnya, Minggu
(23/4/2017).
Dedi pun langsung menelusuri kenapa bisa janda ini tidak
menerima bantuan beras Perelek salah satu program daerahnya.
"Saya langsung tanya camat dan kepala desanya. Kenapa
ada warga miskin seperti Nek Sahen ini tak terdata dan tak menerima bantuan
beras Perelek. Saya pun menghukum camat dan kades karena teledor, tiga bulan
honornya untuk diberikan ke Nek Sahen, atau segera nikahi nenek ini. Silakan
pilih, mau pilih yang mana?" ungkap Dedi yang langsung memanggil
bawahannya tersebut ke lokasi ditemukan Nek Sahen.
Baca juga: Bupati Purwakarta: Tak Ada Hari Libur untuk
Melayani Warga
Sahen kali ditemukan Dedi Mulyadi di kawasan pinggir Jalan
Raya Bungursari tepatnya di Perempatan Haji Iming saat dirinya akan pergi ke
Bungursari. Nenek renta tua tersebut terlihat sedang berjalan kaki di pinggir
jalan dengan menggendong bungkusan barang bekas.
Dedi pun memerintahkan sopir untuk berhenti dan kemudian
menghampiri sang nenek.
"Saya tanya ibu dari mana dan mau kemana? Dia bercerita
hidup sebatang kara, punya anak satu. Dia
mengeluh tidak mendapat jatah beras Perelek. Saya tertegun merasa
berdosa. Saya pun antar pulang ke rumahnya, sambil saya titipkan bekal untuk
beberapa bulan," kata Dedi.
Baca juga: Pelaku Tawuran di Purwakarta Diwajibkan Masuk
Kelas Chris John
Pemerintah Kabupaten Purwakarta meluncurkan e-perelek atau
elektronik perelek. Program ini diluncurkan untuk menjaga ketahanan pangan.
Perelek adalah bentuk kebersamaan masyarakat desa. Tiap
warga mengumpulkan beras seikhlasnya. Biasanya satu atau setengah cangkir
(gelas). Lalu secara transparan diumumkan berapa banyak beras yang terkumpul.
Beras tersebut biasanya digunakan untuk saling membantu.
Warga yang tidak memiliki beras, akan mendapat bantuan beras perelek (beas
perelek). Atau bisa juga digunakan ketika sedang paceklik atau terkena musibah.
“Bentuk mudahnya seperti subsidi silang antara warga yang
mampu dengan yang tidak mampu. Dan saya ingin lebih mengaktifkan kembali
perelek ini,” ungkap Dedi.
Loading...