Beritaindonesia.co - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanaha Nasir
mengomentari pandangan miring sejumlah media asing terhadap hasil Pilkada DKI
Jakarta 2017.
Arrmanatha menuturkan, terkait hal tersebut, pemerintah
ingin menekankan bahwa Pilkada DKI berlangsung dengan sukses dan damai.
"Penekanan pemerintah yang ingin disampaikan adalah
bagaimana Pilkada kemarin berlangsung sukses damai," ujar Arrmanatha saat
memberikan keterangan di ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat,
Jumat (21/4/2017).
Menurut Arrmantha, penyelenggaraan Pilkada DKI yang sukses
menunjukkan landasan kebangsaan, toleransi, dan kerukunan masih sangat kokoh.
Hal itu juga jelas terlihat dari pandangan Wakil Presiden Amerika Serikat Mike
Pence saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Pence, kata Arrmanatha, sempat mengungkapkan kekagumannya
terhadap umat Islam di Indonesia yang moderat dan toleran.
"Itu ( Pilkada DKI) menunjukkan landasan kebangsaan,
toleransi dan kerukunan sosial itu sangat kokoh dan bagaimana persatuan
indonesia sangat kuat," ucapnya.
"Hal ini juga terlihat pada saat pertemuan Wapres AS
dengan Presiden, beliau kembali menyampaikan rasa kagum terhadap Islam yang
moderat dan toleran di Indonesia," kata Arrmanatha.
Sebelumnya, Pilkada DKI 2017 yang menyebabkan tersingkirnya
gubernur petahana, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, menjadi sorotan media
asing arus utama. Kekalahan Ahok dan kemenangan Anies Baswedan itu
diartikulasikan dalam terminologi atau diksi yang dikaitkan dengan masalah
agama dan ras.
Media Arab berbasis di Doha, Qatar, Al Jazeera, menyebutkan,
Ahok yang sedang “diadili karena penistaan” agama kalah dari Anies
"setelah kampanye agama yang memecah belah”.
Pemberitaan dengan nada yang yang sama disampaikan harian
New York Times (NYT). Salah satu media arus utama AS itu menambahkan, Ahok
kalah “dalam pertarungan sengit yang secara luas dipandang sebagai ujian
toleransi agama dan etnis.”
Sementara CNN menyebutkan, kekalahan Ahok “kemungkinan akan
dilihat sebagai kemenangan bagi umat Islam konservatif di Indonesia, yang telah
berkampanye keras terhadap gubernur Kristen etnis Tionghoa yang dikenal sebagai
Ahok itu.”
Majalah Times, kantor berita Associated Presse (AP) dan ABC
News Australia juga mengartikulasikan kekalahan Ahok dan kemenangan Anies
dengan nada yang hampir sama.
“Baswedan telah menarik dukungan dari ulama konservatif yang
menentang pemilihan non-Muslim,” demikian AP menulis.
“Polarisasi masa kampanye telah merusak reputasi Indonesia
yang menganut bentuk Islam moderat,” tulis AP lagi.
Loading...