Beritaindonesia.co - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyindir kabar
praktik pembagian sembako yang marak menjelang penyelenggaraan Pilkada DKI
Jakarta, 19 April lalu. Menurut dia, praktik seperti itu sudah tidak mempan
lagi dilakukan di Jakarta.
Pembagian sembako dilakukan sejumlah pihak, termasuk ranting
beberapa partai politik tertentu, menjelang pilkada berlangsung.
"Di mana-mana kalau sembako itu diberi ya diterima lalu
dicoblos, eh di Jakarta lain, ditolak sembakonya. Mending yang tolak itu kaya
raya, itu juga rakyat miskin, tapi dia bilang, jangan anggap harga diri saya
bisa dibeli dengan sembako," kata Anies di hadapan jamaah pondok pesantren
Al-Itqon, Jakarta Barat, Senin (24/4/2017).
Menurut Anies, mayoritas warga Jakarta telah menampilkan
cara berdemokrasi yang patut dicontoh daerah lain, juga oleh dunia.
Dia pun mengaku kaget praktik pembagian sembako untuk
mendulang suara dalam Pilkada bisa ditepis oleh warga sendiri.
"Inilah kekuatan yang mengejutkan dan yang kaget bukan
cuma warga Jakarta, yang terheran-heran orang di seluruh indonesia dan seluruh
dunia. Semua terkejut menyaksikan ini. Kami bisa berdemokrasi dan tidak bisa
dibeli dengan rupiah sebesar apa pun juga," ungkapnya.
Selain itu, Anies juga menerima laporan sebagian besar warga
di Jakarta Barat berbalik memilih dia dan pasangannya, Sandiaga Uno. Adapun
pada Pilkada putaran pertama, Februari 2017 lalu, perolehan suara di Jakarta
Barat dimenangkan oleh pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful
Hidayat.
"Jakarta Barat berbalik, dari putaran pertama ke
putaran kedua. Beberapa daerah yang dulu pilih nomor dua, ramai-ramai hijrah
pilih nomor tiga," tutur Anies.
Loading...