Beritaindonesia.co - KPU DKI Jakarta belum mengumumkan hasil hitung resmi
perolehan suara dua pasangan yang bertarung di Pilkada DKI Jakarta. Namun
hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Anies Baswedan dan
Sandiaga Uno unggul dengan selisih suara 8-10 persen dari pasangan petahana
Basuki Tjahaja Purnama- Djarot Saiful Hidayat.
Pasangan Anies-Sandi menyikapi kemenangan mereka. Keduanya
bahagia atas pencapaiannya di Pilgub DKI. Meski belum mau banyak bicara program
yang dikerjakan lima tahun ke depan, Anies sudah melakukan sejumlah kegiatan.
Seperti bertemu dengan Ahok, dan menyapa warga Bukit Duri.
Di masa kampanye, Bukit Duri salah satu lokasi kampanye
pasangan Anies-Sandi. Warga di Bukit Duri protes keras atas langkah Ahok
menggusur mereka karena proyek normalisasi yang dilakukan Pemprov DKI. Hal itu
kemudian memberikan perhatian tersendiri buat Anies-Sandi.
Sejumlah warga Bukit Duri yang memilih bertahan sempat
melayangkan gugatan class action. Mereka menang melawan DKI yang membuat proyek
tersebut dihentikan sementara sampai berkekuatan hukum tetap.
Anies yang menemui warga usai kemenangannya di Pilkada
mengatakan, Bukit Duri adalah tempat bersejarah yang sebelumnya dijanjikan
tidak digusur tapi yang terjadi sebaliknya.
"Karena ini adalah tempat di mana rakyat merasakan
persis 5 tahun yang lalu disebut terbuka di dalam kampanye tidak digusur.
Disebutkan terbuka, bahkan ada rekamannya, dan disebutkan namanya, bahkan
jumlah rumahnya disebutkan. Dan dalam kenyataannya mereka kemudian harus pindah
ke Rawa Bebek," ungkap Anies.
penertiban bangunan liar bukit duri 2016 merdeka.com/imam
buhori
Setelah resmi menjabat, Anies berjanji tak mengulang sikap
pemerintah sebelumnya. "Jangan ulangi komitmen telah dilaksanakan,
kalaupun ada pergeseran-pergeseran, datanglah, bicara lah, sampaikan lah.
Gubernurnya sendiri harus ngomong ke rakyatnya," sambung Anies.
Ragam janji manis Anies dan Sandiaga terekam jelas dalam
ingatan warga Bukit Duri. Mereka berharap janji itu bukan cuma 'jualan' untuk
menang di pilkada.
"Insya Allah bisa amanah dan kami yang pernah diberikan
bapak Anies-Sandi kita doakan agar beliau diberikan kekuatan dalam mengemban
amanah ini," harap Anas di masjid Al Hidayah di Bukit Duri.
Anas menegaskan amanat tersebut tidaklah ringan, Anies
beserta timnya buka apa-apa tanpa dukungan dari warga.
Warga Bukit Duri lainnya juga punya harapan agar Anies Sandi
mempertahankan mereka dari rencana penggusuran. Sikap warga kali ini mulai
melunak sebab sebelumnya mereka menolak keras digusur.
"Mudah-mudahan enggak jadi (digusur). Kita pasrah aja
kita juga enggak ada perlawanan kok. Yang penting minta penempatannya saja yang
enak," kata Nurhayati (40), warga Bukit Duri Pangkalan RT 03/12, Jakarta
Selatan, Minggu (23/4).
Menurut Nurhayati, melakukan perlawanan hanya akan berujung
sia-sia. "Ngapain ngelawan kita rakyat kecil enggak akan pernah didenger.
Waktu itu Kampung Pulo ngelawan jugakan tapi percuma engga ada hasilnya
digusur-gusur juga," ujarnya.
Hal yang sama diungkapkan Ria (30). Warga Bukit Duri ini
pasrah jika digusur kembali di kepemimpinan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Mereka sadar selama ini tinggal di tanah pemerintah.
"Ya udah terpaksa mau diapain lagi? Kita rakyat kecil
mana bisa ngelawan. Namanya kita tinggal di tanah pemerintah mau gimana lagi.
Yang penting dapet ganti rugi yang pas. Enggak apa-apa pas zaman Anies digusur
soalnya tanahnya emang punya pemerintah," ujarnya.
Bila penggusuran jadi dilakukan mereka hanya berharap
diberikan tempat tinggal yang layak. Boleh rusun, kata warga, asal hak milik.
"Yang paling saya inget dulu pas kampanye dia pernah
janji dia mau ngasih Rusunawa jadi Rusunami," kata Romlah (53), warga
gusuran dari Bukit Duri, Jakarta Selatan yang telah di relokasi ke Rusun Rawa
Bebek.
"Kita pengennya jadi rusun punya kita sendiri karena
penghasilan kita sedikit. Pendapatan kita berkurang udah engga kaya dulu, kan
dulu janjinya gitu kan (menjadikan Rusun milik pribadi penghuninya)"
sambung dia.
Warga berjanji akan mengawal kinerja Anies Sandi. Jangan
sampai yang dijanjikan hanya janji palsu.
"Kita sih bakalan pantau terus ya kerjanya Anies kaya
apa. Kalau dia enggak bisa nepatin janjinya, ya udah berarti sama saja kaya
pejabat yang lainnya, selalu ingkar janji, makanya kerja yang benar deh Pak
Anies" kata Kesi (32) Warga Bukit Duri RT 004/012, Jakata Selatan.
Sebab itulah, agar tak menjadi korban kebohongan
belaka,warga berharap kader-kader partai pendukung Anies juga berperan sebagai
pemantau kinerja.
"Kader partai pendukung seharusnya mengawal juga yang
merhatiin (kinerja Anies-Sandi) karena mereka yang kuat. Kita warga kecil
enggak kuat," tutup warga mengingatkan.
Loading...