Beritaindonesia.co - Pilkada DKI Jakarta telah usai. Warga DKI hanya tinggal
menunggu hasil akhir penghitungan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Namun, pergesekan yang ditimbulkan akibat perbedaan pilihan
pada Pilkada DKI masih belum reda sepenuhnya.
Meski begitu, Ahli Tata Kota Marco Kusumawijaya menuturkan,
konflik pada Pilkada DKI tak akan terjadi sekeras yang diperkirakan.
"Sebetulnya dugaan akan konflik di bawah tidak terjadi
sekeras yang diperkirakan. Damai-damai saja. Meski ada yang ditangkap dan
sebagainya," kata Marco dalam sebuah acara diskusi di bilangan Cikini,
Jakarta Pusat, Sabtu (22/4/2017).
Ia menambahkan, sejumlah masyarakat berpikir, program di DKI
akan terhambat dengan kalahnya pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama (
Ahok)- Djarot Saiful Hidayat.
Misalnya program Kartu Jakarta Pintar (KJP), Kartu Jakarta
Sehat (KJS), hingga birokrasi yang korup akan kembali.
"Saya rasa tidak demikian. 10 tahun terakhir warga
Jakarta sudah terbiasa melihat apa yang baik sudah terlewati," ujarnya.
Ia mencontohkan Mass Rapid Transit ( MRT). Proyek tersebut
telah dimulai sejak gubernur DKI Fauzi Bowo alias Foke, Joko Widodo, Ahok, dan
nantinya akan diresmikan pada masa pemerintahan Anies Baswedan.
"Begitu juga Transjakarta. Kan tidak mungkin
dihentikan," tutur dia.
Ketegangan memang tak terelakkan terhadap hal-hal yang akan
dibalik sama sekali. Misalnya reklamasi dihentikan atau penggusuran yang
nantinya tak akan ditemukan lagi di masa kepemimpinan Anies melainkan
digantikan dengan program perumahan.
"Itu yang sifatnya berbeda dari sebelumnya. Tapi saya
rasa itu tidak akan melanjutkan ketegangan, malah akan menimbulkan
kedamaian," kata Marco.
Loading...