Senin, 24 April 2017

Lebarnya Jurang si Kaya dan si Miskin, Wapres JK: Ini Berbahaya


Beritaindonesia.co - Ketimpangan ekonomi yang selama ini terjadi di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Masalah tersebut harus diperhatikan secara serius agar dapat mengurangi jurang si kaya dan si miskin.

Demikianlah disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) usai menutup acara Kongres Ekonomi Umat (KEU) 2017 di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Senin (24/4/2017).

"Saya yakin mulai bapak presiden para pembicara, sudah mengemukakan banyak hal, banyak kekhawatiran, banyak kenyataan, karena itu maka dari hal itu tentu kita harus cari langkah-langkah yang baik untuk mengatasi hal-hal seperti ini," kata JK.

"Tidak lah sudah menjadi kenyataan kita, bagaimana suatu negara terjadi apabila terjadi tidak keseimbangan akan jadi masalah besar. Keseimbangan kita tahu semua, bukan keseimbangan birokrasi, politik, ataupun masalah lainnya. Ketimpangan besar itu tentu sudah dibicarakan, ketimpangan di bidang pelaku-pelaku ekonomi," sambungnya.

Menurutnya, walaupun ekonomi RI terus tumbuh namun hal itu belum dirasakan oleh banyak pihak, terutama bagi masyarakat kelas bawah. Hal itu tentunya bisa memberikan dampak buruk bahkan perpecahan di dalam negeri, seperti yang pernah terjadi di negara lain.

"Ketimpangan-ketimpangan yang terjadi di negara Arab menimbulkan Arab Spring. Apalagi apabila diimbangi dengan suatu pemerintahan yang tidak adil, di Arab maksud saya, menimbulkan masalah kehancuran. Karena itu maka kita harus berusaha semua pihak seluruh bangsa ini harus berbuat yang baik. Bagaimana ekonomi tumbuh dan kita nikmati bersama," kata JK.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam satu dekade terakhir secara rata-rata di atas 5%. Akan tetapi gini ratio tercatat mencapai 0,39. Sudah lebih rendah dibandingkan dua tahun lalu yang sempat mencapai 0,41, tapi masih pada level yang mengkhawatirkan.

"Banyak hal yang harus dilakukan, karena diantara negara-negara ketimpangan, di Indonesia sangat berbahaya. Berbeda, kalau di Turki kalau yang kaya miskin tetap Islam. Di Thailand kaya miskin tetap Budha, di Fhilipina tetap Katolik semuanya. Di sini berbeda, karena itu bisa menimbulkan masalah, apabila kita biarkan," sambungnya.

Oleh sebab itu, JK mengatakan pemerintah juga berbicara kepada semua pihak untuk dapat mengurangi masalah ketimpangan yang ada di Indonesia secara serius. Ia mengatakan, cara yang terbaik dalam mengatasi masalah itu ialah bukan dengan cara menurunkan yang berada di atas, namun dengan cara menaikan derajat yang berada di bawah.


"Jadi ada dua cara untuk mendekatkan, ini diturunkan atau ini dinaikan. Tentu kita tidak ingin menurunkan ini, Kalau ini diturunkan akan terjadi pengangguran akan terjadi ekonomi melambat dan ketidakseimbangan lagi. Yang benar kita naikan," kata JK.
Loading...
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

 
('
loading...